Sore itu hujan turun dengan derasnya, Angga dan Maya pun tak henti-hentinya mempermasalahkan masalah yang sedari tadi tak kunjung datang penyelesaiannya. Suara mereka yang saling bentak membentak, dikalahkan dengan suara derasnya hujan yang sejatinya memang tidak terkalahkan oleh suara apapun.
“eh, ngga.. gua denger langsung ya,, ama telinga gw sendiri..!! lo bilang sendiri ke anak-anak kalo lo gak ada hubungan ama gw dan lo malah ngakuin hubungan lo sama Dinda..!!! lo anggap gw apa.. Hah..!!!!” teriak Maya.
“May.. sorry,, gw gak ada maksud May buat bikin lo sakit hati, gw terpaksa May lakuin itu, yang jelas lo tau kan gimana perasaan gw ama lo..” iba Angga yang mengakui kesalahannya.
“eh, ngaa.. lo pikir gw cewek apaan.. simpanan lo apa.. dan juga Dinda itu temen deket gw Ngga.. oh.. mentang-mentang lo udah jadi orang besar sekarang dikampus and lo seenak hati lo aja berbuat semau lo..” balas Maya.
“loh,, apa hubungan nya May.. ok. Gw ngaku gw salah.. udah lah May” usaha Angga menenangkan Maya.
Maya pun terdiam. Sepertinya Maya kehabisan tenaga untuk melanjutkan amarah nya... Maya mencoba menenangkan dirinya sembari menikmati hujan yang semakin deras. Maya memang menyukai hujan. Salah satu hal yang bisa membuat Maya bisa melupakan masalahnya sejenak di dunia ini ialah hujan. Angga pun sebetulnya juga menyukai hujan. Dia juga menyayangkan harus melewatkan turunnya hujan dengan pertengkaran dengan Maya, kekasihnya.
“May, gw tu sayang sama lo,, Penting apa sich pengakuan dari orang.. yang penting ya kita saling menyayangi May..” ucap Angga sembari memeluk tubuh kecil Maya dari belakang.
Ucapan Angga pun membuyarkan ketenangan Maya dan hal tersebut malah membuat amarah Maya kembali memuncak.
“Ngga... cukup ya.. lo gak usah ngomong lagi ama gw,, and gw jamin mulai dari sekarang gw gak akan ganggu hidup lo lagi..” bentak Maya sembari melepaskan dirinya dari dekapan Angga.
“ok.. terserah lo.. lakuin apa yang lo mau..!!” balas Angga yang emosinya mulai terpancing.
Maya pun mengambil tasnya yang di taro di atas meja dan berlari keluar. Meskipun hujan masih sangat deras Maya tetap berlari dan tidak menghiraukan Angga.
Melihat Maya yang memang tidak menghiraukannya,, Angga mulai menurunkan emosinya,, Iya pun berlari mengejar Maya,, mengganggam pergelangan tangan Maya sekuat yang ia bisa sehingga Maya pun tidak bisa lagi melawan.
“Maya... gw kan udah minta maaf sama lo, and gw juga udah ngakuin kesalahan gw.. udah lah May,, maafin gw..” bujuk Angga.
“eh ngga.. lo pikir gampang gitu percaya ama kata-kata lo,, and lo pikir gampang buat buang semua sakit hati gw ke lo... and gw udah pernah bilang ya,, gw tu susah untuk percaya lagi ama orang yang udah pernah bohongin gw.. ngerti lo..” teriak Maya.
“May,, gw gak bohongin lo May..” bela Angga.
“apa lo bilang.... lo gak bohongin gw..???” tanya Maya dengan suara yang masih bernada membentak.
“lo pikirin semua kesalahan lo..!!!” bentak Maya sembari melepaskan genggaman kuat tangan Angga. Meskipun sakit, Maya tetap berlari tampa melihat ke arah Angga lagi dan masih ditemani dengan hujan yang tak kunjung berhenti.
“May.. Jangan pergi May..” teriak Angga.
Angga pun akhirnya mengalah. Manyadari kesalahan nya yang memang tidak bisa dima’afkan Maya, Angga pun mengambil kunci motor nya, dan bergegas keluar mencari Maya, dan lagi, Maya maupun Angga tidak menghiraukan derasnya hujan yang menempa mereka satu sama lain.
Angga mulai berfikir, kemana ia akan mencari kekasihnya. Kos-kosan Maya pun terlintas di benak Angga. “ya mungkin Maya kembali ke kosannya” pikir Angga. Namun sesampainya Angga dikosan nya Maya, dia tidak menemukan wanita yang ia cintai itu.
“Tadi sih dia pulang sebentar Ngga, Cuma ngambil sweater dan pergi lagi..” jelas Mawar teman sekamarnya Maya.
“dia gak bilang mau pergi kemana War,,?” tanya Angga.
“gw tanya sih tadi, dia gak jawab,, langsung pergi gitu. Kayak nya lagi kacau deh dia Ngga.. gw hubungin ke nomor hp nya gak aktif lagi.. Gw boleh minta tolong lo cariin dia gak Ngga,,, hujannya makin deras lagi ni,,, Cuma please,, bantuin gw,, gw khawatir banget nih sama Maya.” pinta Mawar pada Angga.
“iya War,, gw bakal nyariin Maya, meskipun nyawa gw taruhannya.. gw pergi ya..” jawab Angga.
“iya Ngga,, hati-hati,,” balas Mawar.
Rasa kecewa pun menghantui Angga yang tidak menemukan Maya. Ia tidak tau kemana lagi harus mencari dimana Maya berada. Namun Angga tetap mencari Maya.
Disisi lain,, Maya tetap berlari dibawah hujan,, sampai pada sebuah batu besar yang berada disisi jalan. Maya tidak tau dimana ia berada pada saat itu. Hal ini disebabkan karna Maya tetap berlari tanpa memperhatikan jalan mana yang ia tuju, dan jalan ini pun belum pernah ia lalui sebelumnya. Maya pun beristirahat di batu itu. Ia kembali menenangkan dirinya dengan menikmati deras hujan yang sedari tadi tak kunjung reda. Hal ini pun sangat dinikmati Maya, sejenak ia bisa melupakan semua masalah yang mengganggu pikirannya.
Dengan kecepatan rata-rata 30 km, laju motor Angga tetap menelusuri jalan-jalan demi mencari Maya, wanita yang sangat dia cintai. Tanpa disengaja, Angga melihat sesosok wanita yang dia rasa tidak asing lagi baginya. Angga pun menghentikan motornya beberapa meter sebelum menemui wanita itu. Ia berjalan menemui wanita itu, memastikan wanita itu benar-benar kekasihnya atau bukan. Dan memang, itu Maya wantia yang sedang ia cari-cari.
Maya yang masih tertunduk kaku menikmati derasnya hujan, tidak menyadari kedatangan Angga.
“May,, Ma’afin gw...” sapa Angga dengan suara parau, sembari menyentuh dengan lembut tangan wanita yang ia cintai itu.
Menyadari kedatangan Angga yang telah berada tepat di depannya, Maya tidak dapat melakukan apa-apa lagi. Sadar kemarahannya yang telah membawa ia ketempat yang tidak ia ketahui sebelumnya, mulai menyadari kalau amarah telah menguasai dirinya. Melihat pria yang ia cintai telah berada di hadapannya, hati Maya pun luluh dan merasakan bahwa pada setiap titik hujan yang menimpa dirinya telah ikut mengalirkan semua masalah yang ia rasakan. Namun meskipun ia sangat mencintai pria yang sedang berdiri di depannya, ia tidak dapat sertamerta memaafkan kekasihnya itu karna dia tidak ingin kejadian yang sama akan terjadi kembali.
“Ngga,, Ma’af, gw udah..” balas Maya namun langsung dipotong Angga.
“May,, gw tau semua kesalahan gw, and gw sadar kalo itu memang salah gw, ma’afin gw yang udah bikin lo hujan-hujannan kayak gini. Gw sayang sama lo May, dan gak ada cewek lain yang ada di hati gw kecuali lo,, Masalah yang kita hadapin ini bisa kita selesaikan dengan kepala dingin May,, gak kayak gini..” jelas Angga.
“Ngga,, gw ngerti apa yang lo bilang, Cuma gw gak bisa lagi, gw udah pernah bilang kan, gw bakal susah buat percaya lagi sama orang, siapapun itu, kalo gw udah dibohongin satu kali,, susah bagi gw tuk percaya lagi sama orang itu, and sekarang slah satu orang itu, lo Ngga,, sorry” jelas Maya
Mendengar ucapan Maya, Angga pun tak dapat mengucapkan sepatah kata pun. Angga sadar betul dengan apa yang diucapkan kekasihnya itu. Tidak tau apa yang harus ia katakan, Angga pun memeluk tubuh kekasihnya itu. Maya pun menurut dengan apa yang dilakukan pria yang ia cintainya. sejenak kedua sejoli tersebut terlihat begitu menikmati hujan yang masih setia menemani mereka. Selang beberapa menit, Angga pun mengecup kening Maya dengan penuh kasih sayang. Maya yang mulai sadar bahwa pria yang ada didepannya itu benar-benar mencintainya menatap sendu wajah Angga. Seiring dengan irama hujan yang masih membasahi mereka, sentuhan bibir lembut Angga mulai mendekati dan menyentuh bibir mungil Maya dengan hangat. Keduanya pun mulai larut dibawah sentuhan hujan yang membasahi mereka.
“Terserah lo mau percaya ama gw ato gak May, yang jelas gw akan tetap membuktikan kalo gw tu layak dapat kepercayaan dari lo May, lo, satu-satunya cewek yang ada di hati gw. And gw akan selalu berusaha untuk hal itu, karna gw yakin kesempatan itu pasti ada” bisik Angga kepada Maya.
“gw sayang kog ama lo Ngga... I forgive you under the rain” jawab Maya.