Kata Bijak


Selasa, 03 Mei 2016

Untitled on May 3rd : Sign of Dream

Sign of dreams 

Udah hampir 2 bulan lamanya gw benar-benar gak ada komunikasi bareng Tama. Ya, semenjak hari gw balik lagi setelah 3 minggu lamanya gw habisin waktu di Indonesia.

Hari-hari tanpa Tama gw lewatin terasa sederhana. Tak ada yang berarti antara setiap detik menit yang gw lewatin. Meski disekeliling gw cukup agak rame, tetap gw ngerasa kaki gw gak terlalu napak ditanah yang gw injak. 
Jujur gw teramat sangat rindu mendengarkan suara Tama, bertukar cerita kegiatan masing-masing, membahas kembali kenangan yang sebelumnya kami lalui, atau bahkan cuma sekedar chat Hy / Hallo yang dibalas Tama 12 jam setelahnya. Tama masih sangat nyata hidup dalam hati dan perasaan gw.

Rutinitas yang kembali gw jalanin agak sedikit membantu gw untuk tidak terlalu kepikiran Tama. Dalam doa menjelang tidur gw sampai saat ini masih ada nama Tama. Beberapa kesempatan terkadang gw mengganti nama tama dengan sosok lelaki lain, tapi kebiasaan yang sudah terlanjur sering dalam doa gw itu gak bisa gw hilangin dan ketika di ganti pun terasa sangat janggal. Terlebih baru-baru ini gw baca artikel yang nyebutin bahwa kalo kita mendoakan orang lain di dalam doa kita tanpa di ketahui oleh orang tersebut maka, malaikat yang mendengarkan doa kita dan ikut serta mengamini doa tersebut. Meski gw sepenuhnya sadar kalau Tuhan akan mengabulkan doa hambanya yang sungguh-sungguh dan gw percaya Tuhan gak pernah pilih kasih.

iPhone 6 Plus yang terbungkus rapi dalam casing berwarna hijau dibalut biru dongker masih teralirkan daya listrik yang selalu gw posisikan disebelah bantal gw. Setelah setengah hari handphone gw itu nemanin gw nonton tak henti-henti sampai akhirnya menjerit habis daya untuk tetap bertahan. Pertanda bahwa gw setidak nya harus bangun mengabiskan sisa hari libur gw diluar kamar.

Setelah sedikit membersihkan diri dan kamar mengingat hari ini juga jadwal gw piket beres-beres rumah, gw kembali merebahkan badan mencari posisi yang pas sembari melihat kondisi alam diluar sana sudah mulai diterangi cahaya lampu. 

Charger Full
Sebelum memejamkan mata gw melihat kembali semua notifikasi yang masuk sedari tadi. Satu persatu balasan gw berikan kepada mereka yang hanya sekedar menanyakan kabar dan atau hanya memberikan komen singkat atas foto yang gw upload.
Seketika
Incoming call from Tama
Notifikasi aplikasi chat Line Call muncul menghentikan aliran darah ketangan gw untuk terhenti sejenak menyentuk layar hp.
Tanpa pikir panjang gw mensegerakan jempol kanan gw untuk menyentuh bundaran berbentuk gagang telpon berwarna hijau di layar berukuran kurang lebih 5,5 inci tersebut.

"Iya Tam" ucap gw mencoba sebiasa mungkin.
"Cha. Lo kemana aja.? Lo delete account Line gw kn.? Bohong Cha kalo gw gak nyariin lo..!!" Balas Tama seketika berderu melemparkan sepercik air ditengah sebongkahan batu kering yang jauh dari aliran sungai.
Mendengar suara Tama meski hanya 10 detik benar-benar membuat perasaan gw campur aduk. Tenang, khawatir, terharu, bahagia, bingung bahkan sedih. Suara ini yang selama ini ingin gw dengar. Suara ini yang selalu gw tunggu ketika speaker hp gw tempel di telinga gw.

Mata gw yang sedari tadi terpejam, terbuka dengan lembut. Melihat sadar kondisi kamar gw. 
Guling dan bantal serta kain khas Bali berwarna hijau masih setia menemani gw di kasur tipis gw.
Tetesan air mata mengalir di kelopak mata gw yang masih terasa sangat berat untuk tidak kembali terpejam.
Pandangan gw ke langit-langit kamar, mengembalikan gema suara Tama dalam benak gw. Suara yang beberapa waktu yang lalu sangat jelas gw dengar.
Aliran air mata di pelupuk mata gw semakin deras ketika gw pun juga tersadar bahwa hp gw masih terpasang casan tak berpindah kemanapun bahkan tak ada di samping telinga gw. 

Ya. Account Tama masih masuk kedalam daftar contact yang gw block di aplikasi chat Line gw. Gw sendiri gak tau pasti sampai kapan gw akan tetap bertahan dengan itu.
Gw ingat, dulu Tama juga pernah melakukan hal yang sama ke gw. Setahun yang lalu Tama menghilang. Memutuskan semua koneksi dengan gw. Padahal waktu itu gw baru 2 bulan ada di Jepang dimana masih sangat membutuhkan dorongan semangat dari Tama. Namun kemudian setelah sebulan menghilang Tama hadir lagi dalam hidup gw dengan sekedar hanya ingin meminta maaf karna akan memasuki bulan puasa. 
Pernah terfikir kalau gw juga bakalan mengubungi Tama nanti ketika waktu yang sama. Namun sampai sekarang gw gak tau hal itu akan baik buat gw atau gak.

Kembali tersadar bahwa sekian menit yang lalu gw mendengar suara Tama. Dengan mata yang mulai mengering suara parau gw mengucapkan"cuma mimpi".
Setiap mimpi yang gw alamin selalu berbalikan dengan kenyataan yang akan gw hadapi. Jika mimpi gw baik pertanda bahwa suatu hal yang gak gw inginkan alan terjadi. Begitupun sebaliknya.
Kembali terfikir bahwa mimpi dihububungi Tama adalah mimpi baik yang gw alami. Sepertinya memang benar, Tama gak akan pernah lagi nyariin gw. Tama juga mungkin telah memutuskan agar tidak ada lagi gw didalam hidup dia. Mungkin juga telah benar-benar fokus dengan tujuan baru yang ingin dia capai.
Padahal, gw cuma memblok satu dari sekian banyak account sosial media lain yang bisa Tama pakai untuk menghubungi gw.

Menyadari hal itu, mata gw terasa lelah untuk kembali mengeluarkan air mata lagi.
Namun perasaan gw sendiri disatu sisi ingin rasanya untuk melupakan saja semua yang berhubungan dengan Tama.
Tapi gw gak tau entah apa yang membuat gw memiliki keinginan untuk tetap berharap agar Tama kembali hadir dalam kehidupan gw. 
Entah lah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar